Tuesday, June 5, 2007

HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA

Hari ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, berulangkali kita peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, kita sesali kerusakan yang ada, kita serukan untuk selalu memelihara kelestarian, seakan selalu muncul dan tersadar betapa lingkungan di sekitar kita kian lama kian rusak. Setiap tahun, sepanjang hari kita selalu disuguhkan berbagai kerusakan yang terjadi di muka bumi, akan tetapi...

Ternyata tidak cukup sekedar sadar, tidak mudah berbicara konsep, namun lebih sulit untuk mengejawantahkan konsep tersebut dalam karya nyata, terbukti kian lama malah kian banyak report yang bercerita kerusakan lingkungan di sekitar kita, berbagai hal membuat kita miris. seakan tiada henti-hentinya, Indonesia dirundung kerusakan demi kerusakan, Dunia berada diambang kehancuran, simak saja beberapa hal berikut:

1. "Guinness World Records" dalam buku rekornya edisi 2008 akan memasukkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kehancuran hutan tercepat di dunia, laju Deforestasi Indonesia adalah 1,8 juta hektar per tahun, yang merupakan rata-rata catatan laju pengrusakan hutan di tanah air antara tahun 2000 hingga 2005. Hal ini berarti tidak kurang dari luas 300 kali luas lapangan bola hutan Indonesia hilang dalam setiap jam, jika hal ini terus terjadi, dipastikan 30 tahun yang akan datang Indonesia sebagai pemilik hutan asli paru-paru kedua dunia akan berubah menjadi gurun (sumber: greenpeace)

2. "Climate Change and Global Warning", Masalah pemanasan Global di tingkat dunia kian memburuk, Diketahui, saat ini puncak gunung es Kilimanjaro dan Kutub Utara telah mencair, sepanjang tahun terjadi perubahan ketebalan yang signifikan, kemungkinan untuk terjadinya penenggelaman pulau kecil yang beraltitude rendah, seperti yang terjadi saat terpisahnya Jawa-Sumatera (paparan Sunda) dan Indo-Australia (Paparan Sahul) sangat-sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat (Indonesia salahsatu pulau paling terancam di Indonesia adalah Pesisir Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, dan berbagai gugusan pulau-pulau kecil) salah satunya penyebabnya adalah emisi gas karbondioksida (CO2)-- penyebab meningkatnya suhu Bumi -- temperatur akan tetap naik hingga beberapa dekade ke depan. diperkirakan pada tahun 2080 sekitar 1,1-3,2 miliar penduduk Bumi akan kesulitan mendapatkan air, 200 hingga 600 juta orang terancam kelaparan, dan tiap tahunnya ada 2-7 juta orang meninggal akibat banjir di kawasan pesisir. Yang paling parah mengalami masalah-masalah ini adalah mereka yang tinggal di kawasan miskin dunia, mereka pihak yang paling tidak bisa disalahkan atas polusi penggunaan bahan bakar fosil - yang menimbulkan pemanasan global. (sumber: Metro TV)

3. Aktifitas pertambangan dan industri yang tidak mempedulikan kelestarian lingkungan, dari mulai skala besar seperti tambang emas Freeport, kebocoran kilang minyak, lumpur Sidoarjo, mercuri di teluk Buyat, pendangkalan sungai akibat limbah industri, sampai skala menengah dan kecil seperti permasalahan galian C yang tidak pernah selesai, harus dicarikan solusinya (sumber: bantenprov.go.id)

4. Perubahan iklim membunuh manusia, Jakarta tercinta berbeda dengan Jakarta 20 tahun yang lalu, begitu pula kota-kota besar di Indonesia Profesor Neville Nicholls dari Universitas Monash, (pakar geologi dan Ilmu lingkungan) menegaskan bahwa perubahan iklim adalah ancaman bagi kehidupan manusia di muka Bumi, karena fenomena itu bisa membunuh manusia dalam waktu cepat atau lambat. Perubahan iklim membunuh manusia, pada masa lalu, sekarang, dan akan datang. Intergovernmental Panel on Climate Change(IPCC) dalam laporannya menyebutkan di Indonesia telah terjadi kenaikan suhu rata-rata tahunan antara 0,2 - 1 derajat Celcius antara tahun 1970 hingga 2000. IPCC mengatakan perubahan suhu rata-rata itu mengakibatkan antara lain penurunan produksi pangan, sehingga bisa meningkatkan risiko bencana kelaparan, peningkatan kerusakan pesisir akibat banjir dan badai, peningkatan kasus gizi buruk dan diare, dan perubahan pola distribusi hewan dan serangga sebagai vektor penyakit.

5. Masih terbayang dalam ingatan kita ketika tumpukan sampah meledak dan menutupi sejumlah rumah baik di Bojongsoang maupun di bantargebang. permasalahan sampah ini harus segera dicari solusinya, baik melalui penyadaran masyarakat, penyusunan Undang-Undang oleh pemerintah, cara-cara yang konvensional yang ramah lingkungan maupun penelitian dan penggunaan teknologi tepat guna berskala besar,

Selain hal tersebut diatas basih banyak peristiwa lain yang patut kita jadikan renungan-referensi bahkan harus ditindaklanjuti, akan tetapi hal ini harus menjadi karya nyata setidaknya dalam lingkungan kita sendiri, oleh sebab itu:...

KPA Biocita Formica menyerukan bagi segenap anggota khususnya:
1. Kurangi serta hilangkan kebiasaan-kebiasaan individu yang tidak bermanfaat yang justru cenderung merusak lingkungan (termasuk dalam hal ini: merokok, menyimpan sampah tidak pada tempatnya, penggunaan bahan bakar dan energi berlebihan, serta aktivitas lain yang tidk mendukung terhadap kelestarian lingkungan hidup)

2. Mulailah dengan gaya hidup sehat, hindari makanan tidak seimbang, alcohol, obat terlarang maupun narkotika. hal ini dapat mengurangi biaya dalam menjamin kesehatan masyarakat yang memakan biaya sangat besar.

3. Perkuat jaringan, tingkatkan komunikasi antar anggota, kapanpun dan dimanapun kita berada, jalin kerjasama dengan berbagai pihak dan lembaga yang memiliki visi dan misi yang sama, raih dukungan bagi semua instansi dan pihak terkait yang memiliki tujuan serupa, percayalah bahwa semua tindakan kita akan ada imbalannya...

4. Aktifkan kembali berbagai macam kajian dan penelitian dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan baik dalam lingkup individu, kelompok, jurusan, nasional bahkan internasional. sertakan berbagai elemen dan lembaga yang terkait di dalamnya dengan melakukan berbagai macam penyadaran dan inovasi yang tiada henti.

5. Berpartisifasi aktif dengan berbagai aksi yang konfrontatif - damai dalam upaya menyadarkan pihak-pihak yang tidak mempedulikan kelestarian lingkungan dengan berbagai macam cara dari tulisan, pergerakan, kreativitas bahkan melalui aksi nyata cinta lingkungan.

(catatan: tidak cukup demonstrasi-tapi jadilah mitra kerja yang bermanfaat bagi siapapun yang bergerak dalam aktifitas yang mendukung kelestarian lingkungan).

Salam Lestari
KPA Biocita Formica
Jurusan Pendidikan Biologi UPI

No comments: